Pesut Mahakam (Orcaella
brevirostris Gray)
1.
Ciri-Ciri Morfologi
Bentuk badan pesut hamper mendekati oval dengan sirip punggung mengecil
dan agak kebelakang. Sirip renangnya relative pendek dan lebar. Bagian kepala
(moncong) tidak memanjang sehingga tampak papak dan padanya terdapat lubang
pernafasan (blow hole).
Lidahnya seperti lidah manusia, matanya berkelopak, dan mulutnya bergigi.
Permukaan otaknya berlekuk-lekuk dan berat otak berkisar antara 1,5-2,5% berat
badannya.
2.
Tingkah Laku
Pesut Mahakam adalah mamalia air tawar yang bernafas dengan paru-paru,
mengandung, melahirkan, dan menyusui anaknya. Pesut hidup berkelompok dalam
kelompok yang terdiri 3-10 ekor.
Pada saat berenang dipermukaan air yang terlihat hanya bagian kepala,
tubuh dan sirip punggungnya. Bagian ekornya tidak pernah tampah kepermukaan. Setiap
5-10 menit sekali pesut muncul ke permukaan untuk mengambil oksigen diudara. Dilihat
dari bentuk badan ekornya, pesut diperkirakan selalu cenderung bergerak kearah
depan dan kemungkinan kecil untuk dapat melakukan gerakan mundur. Lehernya dapat
bergerak berputar ke kanan dan ke kiri.
Pesut menghendaki perairan yang luas dan dalam. Musim perkawinnan
diperkirakan terjadi antara bulan-bulan april sam[ai juni pada waktu pasang
naik yang cukup tinggi. Diperkirakan pesut melahirkan diperairan yang cukup
tenang dan dalam, dengan kedalaman 5-6 meter. Airnya relative jernih dengan pH
6,9, suhu 22-29 oC dan kesadahan 1-2 ppm.
Genital jantan lebih panjang dari genital betina dan pembuahan terjadi
secara internal (internal fertilization).
Bila telur telah dibuahi, pesut betina lebih agresif terhadap pesut lainnya dan
nafsu makannya berkurang. Menjelang melahirkan, induk pesut tidak mau makan,
tingkah lakunya gelisah, sesekali melompat sambil menyemburkan air. Kegelisahan
sering ditunjukannya dengan membanting-banting tubuhnya dan berputar-putar tak
menentu arah. Lubang genital mengeluarkan cairan putih seperti susu. Karena tingkah
laku tersebut lubang genital makin membuka
dan anak pesut mulai terlihat beberapa sentimeter keluar melalui
genital. Ekornya terus menekuk dan matanya tampak sayu. Dengan nafas cukup
panjang, induk pesut mengerutkan perutnya dan menekan bayi pesut keluar.
Bayii pesut yang baru lahir langsung berenang diikuti oleh induknya. Ia batu
mulai menyusu pada induknya kurang lebih 12 jam sejak kelahirannya. Setiap hari
bayi pesut menyusui induknya kurang lebih 75 kali dan setelah 3 minggu dengan
bantuan induknya pesut muda mulai makan. Sembilan bulan kemudian pesut muda
dapat mencapai berat 1 Kg.
3.
Habitat dan Penyebaran
Pesut ditemukan hidup di sepanjang Sungai Mahakam dan cabang-cabangnya,
terutama pada cabang-cabang sungai yang berhubungan dengan tiga danau, Danau
Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 Ha) dan Danau Melintang (11.000 Ha)
di daerah Mahakam Tengah. Pesut paling sering muncul ke permukaan di Sungai
Pela, cabang sungai yang menghubungkan Sungai Mahakam dengan Danau Semayang. Apakah
Sungai Pela ini merupakan tempat pemijahan (spawing
ground)-nya, perlu penyelidikan.
Kedalaman tiga danau tersebut pada musim pasang naik tinggi berkisar
antara 5-11 meter. Pada musim kemarau, semua danau menjadi dangkal dan bahkan
Danau Jempang dapat menjadi kering kerontang. Sehingga di Danau Jempang sejak
tahun 1960-an, pesut sudah tidak terlihat lagi. Berkumpulnya pesut di sekitar
tiga danau tersebut berkaitan erat terutama dengan ketersediaan makanannya,
karena ketiga danau ini diketahui sebagai kanntong-kantong pernghasil ikan
terbesar di wilayah Mahakam Tengah. Tetapi danau-danau itu kemungkinan bukan
tempat menetapnya, karena pada waktu pasang surut atau pada waktu kemarau,
semua pesut akan bermigrasi ke alur-alur sungai yang lebih dalam. Di sepanjang
pinggir Sungai Mahakam dan anak sungainya, tumbuh bermacam vegetasi air, semak
belukar, dan hutan sekunder yang diselingi dengan rumah penduduk dan perladangan.
Pinggir-pinggir danau yang dangkal didominasi oleh tumbuhan air merupakan
tempat yang baik bagi berbagai jenis ikan untuk berpijah, sehingga secara tidak
langsung keberadaanya berkaitan dengan kehidupan pesut.
4.
Populasi
Belum ada penelitian pesut di Sungai Mahakam secara cermat. Perkiraan umu
sebanyak 100-150 ekor berdasarkan permunculannya di perairan sekitar Danau
Semayang dan Sungai Pela, kemungkinan jauh meleset dari populasi sebenarnya.
Besarnya populasi pesut dia alam akan sangat tergantung pada perubahan-perubahan
lingkungan dan ketersediaan makanannya. Pesut di habitat alamnya memakan
jenis-jenis ikan dari family Cyprinidae yang tidak berduri seperti ikan kendia,
salap, jelawat dan lempam. Karena Danau Jempang, Melintang dan Semayang merupakan
kantong-kantong penghasil ikan terbesar, populasi di sekitar ketiga danau
tersebut kemungkinan paling tinggi.
Perubahan-perubahan lingkungan akibat meningkatnya aktifitas dan
mobilitas manusia diperkirakan akan makin mengancam kelestarian populasi Pesut
Mahakam.
5.
Gangguan Terhadap Pesut Mahakam
a.
Kompetisi Makanan
Secara lahiriah pesut dan manusia hidup berdampingan dan saling tidak
mengganggu. Bahkan cerita seekor pesut pernah menolong seorang anak yang
tenggelam di Sungai Mahakam, merupakan legenda penduduk daerah Kota Bangun. Sehingga
penduduk disana tidak akan mengganggu dan menangkap pesut, yang menurut mereka
suka ‘’menangis’’ dan berotak ‘’cerdas’’. Sikap penduduk ini tentu sangat
positif dalam mendukung upata kelestarian pesut.
Pada kenyataannya, sebenarnya terjadi kompetisi yang ketat antara manusia
khususnya nelayan dengan pesut terutama dalam soal makanan. Andaikan saja
seekor pesut memakan setengah kg ikan/hari (ada yang menyebutkan seekor pesut
memakan 10 kg ikan/hari, tetapi kami fikir ini terlalu besar), dan jika
terdapat 100 ekor pesut dialam, maka perharinya diperlukan ikan sebanyak 50 kg
atau sama dengan 18 ton/tahun. Jumlah ini hamper sama dengan produksi ikan air
tawar dari seluruh wilayahn Mahakam Tengah yang besarnya rata-rata 22 ton/tahun
(lihat Ernst Zehrfeld., dkk, 1985). Oleh karena itu perlu dipertannyakan, jangan
jangan populasi pesut di Sungai Mahakam tidak sampai 100 ekor
Dengan makin intensifnya aktifitas penangkapan ikan oleh nelayan dan
akibat perubahan lingkungan yang tidak dapat dihindarkan, produksi dan ukuran
ikan yang tertangkap di wilayah Mahakam Tengah cenderung menurun. Berkurangnya populasi
ikan di danau-danau jelas akan mengancam kelestarian pesut dan dalam jangka
panjang akan sukar untuk dapat survive di alam aslinya.
b.
Pendangkalan Danau
Ancaman serius berikutnya yang tidak dapat dihindarkan adalah
pendangkalan danau dan alur-alur sungai. Danau-danau dan Sungai Mahakam menjadi
tempat penumpukan lumpur, pasir dan benda-benda lain yang terbawa air akibat
erosi di daerah hulu yang ditimbulkan oleh aktifitas penebangan hutan,
pertambangan, perkebunan dan perladangan. Pendangkalan ini akan terus menutupi
habitat-habitat yang asalnya sesuai untuk tempat hidup dan berkembang biak
pesut, menjadi perairan dangkal dan keruh yang tidak mungkin pesut dapat hidup
di dalamnya.
Perubahan ekosistem danau menjadi ekosistem rawa akibat pendangkalan,
telah terjadi di danau Tempatung dan Danau Jempang. Perubahan ini secara
perlahan-lahan tapi papsti juga terjadi di Danau Semayang dan Danau Melintang
tempat populasi pesut diperkirakan paling besar, sehingga diduga sukar bagi
pesut dalam jangka panjang dapat bertahan hidup di wilayah perairan ini.
c.
Gangguan Pencemaran
Sampai tahun 1960 an pesut Mahakam masih sering dijumpai di Sungai Mahakam
di daerah Samarinda. Tetapi kemungkinan karena pencemaran yang ditimbulkan oleh
limbah industry, limbah domestic, kebisingan dan buangan sia bahan bakar
kapal-kapal air, pesut sudah tidak terlihat lagi muncul didaerah Samarinda. Mereka
bermigrasi kearah hulu mencari perairan yang lebih aman dari gangguan
pencemaran.
Dengan
makin bertambahnya dan meningkatnya mobilitas penduduk, frekuensi lalu lintas
angkutan air di daerah hulu makin terus meningkat, sehingga hamper tidak ada
daerah yang tidak dilalui kapal atau motor temple. Kebisingan yang ditimbulkan
oleh mesin-mesin atau gelombang yang dihasilkan kapal akan mengganggu
ketenangan hidup pesut, khususnya habitat-habitat pemijahannya. Sisa-sisa bahan
bakar yang biasanya dibuang ke air juga merupakan ancaman bagi kelestarian
pesut, baik secara langsung maupun tiding langsung mengganggu kelestarian ikan
makananya.
Sumber
: Anggrek Hitam dan Pesut Mahakam Identitas Flora dan Fauna Daerah Kalimantan
Timur, Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Setwilda TK. 1 kalimantan
Timur Samarinda 1991
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua.
BalasHapusSengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 350juta saya stres hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan AKI HAJAR awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI HAJAR kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 3Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 3M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi KI HAJAR di 082-188-463-467 AKI bisa berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi KI HAJAR pasti membantu anda dan bukan itu saja AKI bisa juga bantu berikan nmr togel seperti 4d 5d 6d yg di jamin 100% tembus hubungi AKI HAJAR DI NMR 082-188-463-467 TERIMAH KASIH